Feeds:
Pos
Komentar

Penyataan Allah

Dalam Alkitab jelas sekali Allah menyatakan dirinya dalam 2 penyataan, yaitu penyataan umun (alam) dan penyataan khusus (firman).

Penyataan alam sebelum adam berdosa sesungguhnya sempurna adanya. Melalui alam, manusia dapat mengenal Allah dengan jernih, karena alam menjadi cermin yang jernih untuk menyatakan kemuliaan Allah.

Maz.19:2-3 dengan jelas menyatakan hal tersebut.

“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan berita itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar” Lanjut Baca »

Diskusi: Dosa Manusia

Post ini merupakan khusus diskusi antara Iman KRisten dan Lovepassword.

Pertanyaan Lovepassword…

==== Lanjut Baca »

Sebagian dari Bapa-Bapa Gereja awal dan juga teolog-teolog masa kini, dengan tidak memperhatikan karakter progresif dari wahyu Allah, memberi kesan bahwa doktrin Allah Tritunggal telah secara lengkap dinyatakan dalam Perjanjian Lama. Di pihak lain, penganut Siconian dan Arminian berpendapat bahwa doktrin Trituggal ini sama sekali tidak ada dalam Perjanjian Lama. Kedua-duanya keliru.

Lanjut Baca »

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, atribut-atribut Allah yang ditemukan juga dalam makhluk ciptaan (communicable attributes) menekankan kepribadian-Nya, sebab mereka menyatakan diri-Nya sebagai Keberadaan moral dan rasional. Kehidupan Allah menjulang di depan kita dengan jelas dalam Alkitab sebagai kehidupan personal; dan tentu saja sangatlah penting untuk tetap berpegang pada kepribadian Allah, sebab tanpanya tak akan mungkin ada agama dalam arti yang sebenar-benarnya: tidak ada doa, tidak ada persekutuan pribadi, tidak ada kepercayaan yang penuh, tidak ada pengharapan yang benar.

Lanjut Baca »

Sesudah masa tahap awal tersebut, kita tidak lagi mendapati perkembangan yang lebih jauh dari doktrin Tritunggal, tetapi hanya berulang-ulang berhadapan dengan kekeliruan-kekeliruan masa-masa sebelumnya. Kaum Arminian, Episkopus, Curcellaeus dan Limborgh memperbaharui doktrin subordinasi kembali, seolah-olah ingin tetap mempertahankan kesatuan Allah. Mereka menganggap Allah Bapa memiliki kekuasaan tertentu atas kedua pribadi lain, dalam tingkatan, kemuliaan dan kuasa.

Lanjut Baca »

Orang-orang Yahudi pada jaman Tuhan Yesus sangat menekankan kesatuan Allah, dan penekanan ini terus dipertahankan dalam gereja Kristen. Akibatnya adalah bahwa sebagian orang kemudian menyingkirkan perbedaan pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal itu satu persatu, dan yang lain gagal dalam memberikan penjelasan yang sempurna pada keilahian esensial dari pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal itu satu persatu, dan yang lain gagal dalam memberikan penjelasan yang sempurna pada keilahian esensial dari pribadi kedua dan ketiga Allah Tritunggal.

Lanjut Baca »

Panggilan Efektif

Orang-orang lain yang bukan kaum pilihan, meskipun mereka mungkin terpanggil melalui pelayanan Firman, dan mungkin memiliki karya umum Roh, akan tetapi mereka tidak akan pernah sungguh-sungguh datang kepada Kristus dan oleh karena itu tidak bisa diselamatkan.

Lanjut Baca »

Aku Tahu

“…..Aku Tahu Siapa Yang Aku Percaya….”

(2 Tim.1:12)

Perikop ini diambil dari surat Paulus untuk Timotius. Bagian awal dari perikop ini, Paulus menekankan pentingnya iman yang dimiliki oleh Timotius yang dimulai oleh neneknya Lois dan ibunya Eunice dan yang sekarang ada pada Timotius.

Lanjut Baca »

Disini kita seringkali mengalami hal yang tak lazim. Iman Kristen seringkali dianggap kaku dan harus dijauhi. Banyak yang takut dengan ajaran predistinasi dan ketidakmampuan total manusia. Orang lebih tertarik kepada ajaran keselamatan bagi semuanya karena setiap orang mampu melakukan sesuatu untuk mendapatkan keselamatan itu, daripada ajaran bahwa keselamatan hanya bagi sebagian orang karena tidak seorangpun yang bisa melakukan sesuatu hal apa pun untuk mendapatkannya.

Lanjut Baca »

Pengecualian Khusus

Bayi-bayi yang merupakan kaum pilihan, yang mati pada usia balita, dilahirbarukan dan diselamatkan oleh Kristus, melalui Roh yang berkarya kapan pun, di mana pun, dan dengan cara yang dikehendaki-Nya; demikian juga bagi semua kaum pilihan lainnya yang tidak bisa dipanggil secara lahiriah melalui pelayanan Firman.

Lanjut Baca »

Peran Pasif

Manusia tidak memiliki peran apa pun dalam kelahiran barunya. Dia hanya berada dalam posisi yang pasif. Dia tidak melakukan atau bertindak dalam lahir baru. Melainkan karya lahir baru dikerjakan atas dirinya dan sebagai hasilnya, dia memiliki hati atau akal budi yang lain. Kelahiran baru ini sering diasosiasikan dengan pengabaran Injil (dalam kasus umum), tetapi bukan injil yang mengerjakan kelahiran baru. Roh Kudus yang mengerjakannya.

Lanjut Baca »

Kemampuan Baru

Manusia yang telah lahir baru memiliki kebebasan mutlak yang sama dengan yang dimiliki Adam sebelum kejatuhannya dan orang-orang berdosa setelah kejatuhan itu. Perbedaan antara manusia yang belum lahir baru dan yang telah lahir baru menyangkut kemampuan, bukan kebebasan. Keduanya bebas untuk melakukan yang baik, tapi hanya satu yang mampu melakukan yang baik.

Lanjut Baca »

Nabi

Istilah “nabi” pertama kali dipakai Abraham (Kej.20:7). Tapi sejak awal sejarah, orang-orang tertentu berfungsi sebagai juru bicara bagi kebenaran Allah: Henokh (Yud.14; Kej.5:18), Nuh (2Pet.2:5; 1Pet.3:20-21), Ishak (Kej.27:28-29, 39-40), dan Yakub (Kej.49, khususnya ay.8-12) menjalankan tugas ini.

Lanjut Baca »

1. Theos.

Nama Allah dalam Perjanjian Baru mempunyai bentuk yang setara dengan nama Allah dalam Perjanjian Lama. Bagi nama El, Elohim dan Elyon, nama dalam bahasa Yunaninya adalah Theos, yang merupakan nama paling umum dari Allah. Seperti juga nama ‘Elohim’, nama ini juga mungkin saja merupakan penyesuaian dari nama ilah bangsa kafir, walaupun sesungguhnya secara tegas nama itu menyatakan keilahian yang esensial. ‘Elyon’ sering disejajarkan dengan Hupistos Theos (Mark.5:7; Luk.1:32,35,75; Kis.7:48; 16:17; Ibr.7:1). Nama Shaddai dan El-Shaddai disejajarkan dengan Pantokrator dan Theos Pantokrator (2Kor.6:18; Why.1:8; 11:17; 15:3; 16:7,14).

Lanjut Baca »

1. El, Elohim dan Elyon.

Nama yang paling sederhana yang dengannya Allah disebut dalam Perjanjian Lama adalah nama “El”, yang sangat mungkin berasal dari kata ul, yang berarti menjadi yang pertama, menjadi tuan, dan juga berarti kuat dan berkuasa. Nama ‘Elohim’ (bentuk tunggalnya adalah ‘Eloah’) mungkin berasal dari akar kata yang sama, atau berasal dari kata alah yang berarti ‘dilingkupi ketakutan’; dan dengan demikian menunjuk kepada Allah sebagai Dia yang kuat dan berkuasa, atau merupakan objek dari rasa takut. Nama Elohim ini jarang sekali muncul dalam bentuk tunggal, kecuali dalam puisi.

Lanjut Baca »

Nama-Nama Allah

Setiap tulisan yang saya buat adalah berkesinambungan dari setiap doktrin yang ada. Namun karena ada rekan yang mau bertanya mengenai nama-nama Allah yang belum saatnya dibuat, maka tulisan ini ada. Jadi dari urutan tulisan Doktrin Allah, mohon tulisan nama-nama Allah (total ada 3 tulisan berkesinambungan) ini dilewatkan saja, untuk melihat benang merah yang ada.

Lanjut Baca »

Perjanjian Baru ditulis setelah natur Trinitas Allah telah dimanifestasikan secara utuh. Para rasul sangat menyadari fakta bahwa meskipun Allah tetap tidak kelihatan di sorga, tetapi pada saat yang sama Dia berdiri di hadapan mereka dalam bentuk inkarnasi-Nya dalam daging. Mereka melihat Allah (yang dalam wujud daging) berdoa kepada Allah di sorga. Ketika mereka melihat-Nya terangkat ke sorga, mereka juga menjadi saksi datangnya Roh Kudus.

Lanjut Baca »

Allah Perjanjian Lama adalah Allah Trinitas yang adalah Allah Sempurna walaupun tidak dinyatakan secara penuh. Karena demikian permasalahannya, maka tidak heran bahwa banyak hal di dalam Perjanjian Lama hanya bisa dipahami dalam terang doktrin Trinitas (yang sekarang telah sepenuhnya dinyatakan).

Lanjut Baca »

Allah Tritunggal

Di dalam Allah yang esa, terdapat tiga Pribadi, yang adalah satu dalam substansi, kuasa, dan kekekalan: Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus. Bapa bukan berasal dari apapun, juga bukan diperanakkan oleh siapa pun, juga bukan keluar dari apa pun; Anak diperanakkan dari Bapa sejak kekekalan; Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak sejak kekekalan.

Lanjut Baca »

Otoritas Alkitab

Otoritas Alkitab, yang karenanya Alkitab harus diyakini dan ditaati, tidak tergantung pada kesaksian manusia atau Gereja; melainkan sepenuhnya tergantung kepada Allah (yang adalah Kebenaran itu sendiri), Penulis Alkitab itu sendiri; dan karena itu, Alkitab harus diterima karena Alkitab adalah firman Allah.

Lanjut Baca »